Sabtu, 04 Juli 2015

CANCER

CANCER (Kanker)


Kanker merupakan suatu kelompok penyakit neoplastik yang timbul padamanusia dari semua kelompok usia dan ras. Kanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi (pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus berproliferasi namun tidak berdiferensiasi).
Siklus sel adalah suatu proses pertumbuhan sel yang teratur untuk berduplikasi (menggandakan diri) dan menurunkan informasi genetik dari satu generasi sel ke generasi sel yang berikutnya. Selama proses ini berjalan, DNA harus digandakan secara tepat dan salinan kromosom harus dibagikan tepat sama jumlah pada kedua sel anak yang terbentuk.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.
2.      Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.
3.      Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.
4.      Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
5.      Memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.
6.      Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :
1.      Desakan akibat pertumbuhan tumor.
2.      Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis.
3.      Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi dengan atau tanpa pengobatan lain bersifat kuratif pada koriokarsinoma pada wanita, limfoma, burkitt, tumor wilms pada anak, sarkoma ewing, rabdomiosarkoma embrional, dan beberapa kasus penyakit hodgkin, perlu ditekankan disini bahwa penyembuhan oleh kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor-tumor yang jarang dijumpai. Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik melalui kemoterapi kanker, disamping pembedahan, radiasi, dan kemoterapi ajuvan. Pada keadaan ini, pengobatan tidak menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup yang berarti.
Anti kanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya antineoplastik menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlallu mengganggu sel normal yang berproliferasi.
PEMBAHASAN
A.     Pengertian kanker
Kanker atau karsinoma (yunani karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus menerus.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker adalah :
a.       Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
b.      Gangguan diferensiasi dari sel dari jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.
c.       Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan jaringan nomal)
d.      Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru
e.       Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker
f.       Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dan nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan yang di sebut tumor atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma (lat.neo = baru, plasma = bentukan). Sel – sel kanker ini menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memusnakannya.
Sel-sel tumor berasal dari sel-sel normal yang proliferasinya tidak terkontrol baik. Karena sel-sel tumor serupa dengan sel-sel normal, sulit untuk mengembangkan zat-zat antikanker yang secara selektif membunuh sel-sel tumor tanpa membahayakan jaringan normal.
Bentuk-bentuk tumor di namakan menurut jaringan tempat neoplasma berasala, yaitu :
1.      Adenoma, benjolan maligne pada kelenjar, misalnya pada prostat dan mamma
2.      Limfoma, kanker pada kelenjar limfe, misalnya penyakit (non-) hodgkin dan p.bukitt yang berciri benjolan rahang
3.      Sarkoma, neoplasma ganas yang berasal pembuluh darah, jaringan ikat, otot atau tulang, mislanya sarkoma kaposi, suatu tumor pembuluh di bawah dengan bercak-bercak merah
4.      Leukimia, kanker darah yang berhubungan dengan produksi leukosit yang abnormal tinggi dan eritrosit sangat berkurang
5.      Myeloma, kanker pada sum-sum tulang, misalnya penyakit kahler (multiple myolema) dengan pertumbuhan liar sel-sel plasma di sum-sum. Sel plasma termasuk lekosit membentuk antibodies
6.      Melanoma, neoplasma kulit yang luar biasa ganasnya, terdiri – dari sel pigmen, yang dapat menyebar dengan pesat. Neoplasma dengan kulit lainnya yang dapat terjadi dari sel basal dan sel “plaveisel”(squamous cell). Berlainan dengan melanoma, kedua jenis kanker terakhir dapat di sembuhkan.
B.     Faktor Penyebab - penyebab kanker
Adapun faktor- faktor penyebab kanker adalah :
a.       Berbagai zat atau agen penyakit telah diketahui sebagai pemicu terjadinyakarsinogenesis,yaitu proses terbentuknya kanker seperti bahan-bahankimia,mikroorganisme dan radiasi.
b.      Zat-zat tersebut dikatakan sebagai karsinogen yaitu zat yang bersifatkarsinogenik,yang pada umumnya berlangsung secara kronis dan terus menerus.
c.       Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar timbulnya kankerdisebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan makan yang tidakseimbang,kebiasaan merokok dan minum alkohol,kontak dengan sinar matahariyang berlebihan dan berganti-ganti pasangan seks.
d.      Zat kimia yang bertindak sebagai karsinogen dapat berupa zat yang bebasdialam,menyerang penderita langsung secara kronis dapat pula sebagai pencemar bahan makanan misalnya, residu pestisida.karsinogen dapat terbentuk didalamtubuh setelah melalui mekanisme rangsangan tertentu yang terus menerus.
e.       Makanan dapat mengandung zat karsinogen atau berpotensi menjadi karsinogenetik baik secara alami akibat pencemaran maupun karena suatu proses pengolahan. Bahan makanan tersebut dapat dihindari jika nyata-nyata telah diketahui sebagai karsinogen.
f.       Pencemaran bahan makanan dengan karsinogen dapat terjadi akibat ulah manusia, misalnya residu pestisida ataupun secara alami misalnya pencemaran dengan aflatoksin B1 yang dihasilkan oleh semacam kapang Aspergillus Flavus, kapang ini tumbuh dalam kacang-kacangan dan biji-bijian yang disimpan dalam tempat lembab dan panas menyebabkan kanker hati (hepatokarsinogen)
g.      Pemakaian monosodiumglutamat (MSG)
sampai sekarang masih menjadi hal yang kontrofersial.Yang jelas FAO / WHOmenetapkan asupan maksimum 120mg/kg BB setiap harinya. Meskipun demikianpenggunaan yang terus menerusterutama pada anak anak sebaiknya dihindari.
h.      Berbagai bahan makanan yang diawetkan seperti acar sayuran dan ikan asin meningkatkan terjadinya kanker lambung. Bahan makanan ini mengandung garam dapur (Natriumklorida) yang berlebihan dan dianggap mempercepat mitosis pembelahan sel kanker demikian pula,minuman beralkohol menyebabkan kanker hati,mulut,batang tenggorok,dan kerongkongan terutama jika penderita juga menghisap rokok.
i.        Telah lama diketahui hormon-hormon tertentu berperan dalam karsinogenesis,misalnya pada kanker payu dara,rahim dan prostate Meskipundemikian hormon hormon tersebut diyakini tidak bekerja sendiri melainkandipengaruhi faktor lain timbulnya kanker endometrium.Stres diduga berperandalam kejadian penyakit kanker,melalui mekanisme, hormonal dan kekebalantubuh,adanya stres mengakibatkan gangguan fungsi kelenjar timus atau sistemimun disamping efek misalnya makanan walaupun mekanismenya tidak diketahuidengan pasti.
j.        Obesitas berpengaruh pada metabolisme estrogen, Yaitu sejenis hormon yangberperan timbulnya kanker vagina,rahim,payudara dan hati.Asupan lemakjugaberperan terhadap hormonal yang menyertakan hipotalamus,kelenjar pituitari,dankorteks adrenal.
k.      Berbagai mikroorganisme,baik virus,bakteri,maupun parasit yang menyebabkaninfeksi dapat bersifat onkogenik,yaitu penyebab timbulnya tumor,bahkankarsinogenik contohnya : virus hepatitis B dan nonA – non B. merupakan inisiatorpenyebab terjadinya kanker hati.Beberapa jenis leukemia juga disebabkan karenainfeksi virus demikian pula virus papiloma pada manusia dikenal dapatmenimbulkan kanker leher rahim.Bakteri helikobakterpilori merupakan penyebabkanker lambung.demikian pula dengan sejenis parasit cacing Sisosohematobiummenyebabkan kanker kandung kencing.
l.        Radiasi pada keadaan tertentu dapat bersifat karsinogenetik.Radiasi dapatmerusak susunan kromosom.sumber radiasi ialah X-ray (sinarRontgen) danberbagai radio aktif yang yang digunakan untuk keperluan tes diagnostik .Sinar ultraviolet dari sinar matahari yang terus menerus juga merupakan penyebab kanker kulit, Namun kebanyakan ahli berpendapat bahwa radiasi merupakan inisiator.
Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa tingkat yaitu :
a)      Fase inisiasi : DNA di rusak akibat radiasi atau zat karsinogen (radikal bebas). Zat-zat inisiator ini mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA di turunkan kepada anak-anak sel dan seterusnya.
b)      Fase promosi : zat karsinogen tambahan (co-carcinogens) di perlukan sebagai promotor untuk mencetuskan plofirase sel. Dengan demikian sel-sel rusak menajadi ganas.
c)      Fase progresi : gen-gen pertumbuhan yang di aktivasi oleh kerusakan DNA mengakibatkan mitose di percepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas tumor menjadi manifes.
Asal kanker
Sel kanker yang menimbulkan koloni sel-sel kankerdapat timbul di setiap tempat di tubuh, pada setiapsaat, dari sel yang dapat berproliferasi. Sel yang tidakdapat berproliferasi tidak dapat menimbulkan kanker.Meskipun neoplasma dapat timbul dalam daerahyang secara histologik tampak normal, biasanya adatanda-tanda yang menunjukkan kelainan tumbuhsebelumnya, misalnya hipoplasia, hiperplasia, metaplasiaatau displasia yang berarti perubahan pola, dandalam hal demikian perubahan neoplastiknya dapatsecara tiba-tiba atau bertahapan.Diakui bahwa belum banyak yang diketahui mengenaistadium terdini kanker, tetapi beberapa faktor yangdianggap sebagai penyebabnya antaranya ialah:
1.      Factor kimia
a.       Eksogen =       - hydrocarbon polisiklik aromatic
- senyawa azo
- amino aromatik
- nitrosamin
- urethane
b.      Endogen =      - hormon
                              - terutama estrogen
                              - kolesterol
2. Factor fisika =         - radiasi ion
                                    - radiasi UV
                                    - terbakar(luka)
3. Genetic        =          - abnormalitas kromoson
                                    - defek genetic
4. Virus           =          - leokimia dan limfosarkoma pada mencit,
                                       unggas, dan ternak
-    papilomatosis
-    tumor mamma pada mencit
-    tumor ginjal pada katak
-    fibroma pada kelinci
Sifat kanker
      Kanker ditandai oleh perubahan fundamentil dalambiologi sel, khususnya nukleus, dan ciri ini ditransmisikandari sel ke sel melalui generasi-generasilanjutnya secara tak terbatas. Sel demikian memilikiderajat pertumbuhan yangmandiri yang lebih besardaripada yang dimiliki oleh sel asalnya.Sel neoplastik dapatdikenal dari perubahan-perubahandalam strukturnya, metabolismenya, sifat dan polapertumbuhannya, dari perubahan dalam fungsi ataudalam hubungan imunologiknya dengan bagian-bagianlain tubuh. Sebagai halnya dengan semua sel, demikianjuga sel neoplastik ini bergantung pada "viability"host. Apabila host mati, kanker juga mati. Maka selkanker ialah sel yang sangat abnormal dan sifatkanker bergantung pada ciri-ciri khas sel yang membentuktumor tersebut. Kita mengenal tiga cirikanker:
1. multiplikasi seluler,
2. sifat invasif,
3. otonomi.
Kanker dapat dianggap sebagai kumpulan (massa)sel yang berbeda tidak saja dari sel normal, tetapijuga yang satu dengan yang lain dan dimana terusmenerustimbul bentuk baru sebagai hasil pembelahansel yang ireguler. Kecepatan tumbuh massa tumorditentukan oleh kecepatan tumbuh masing-masingsel, tetapi sel-sel yang tercepat tumbuhnya itulahyang mendapat keadaan yang menguntungkan. Makasel-sel yang paling ganas yang terus-menerus "memimpin"kecepatan tumbuh massa tumor.
C.     Diagnosa Kanker
Bila diduga adanya suatu kanker berdasarkan gejala-gejala khusus (pendarahan abnormal, benjolan, suara parau, perubahan kutil, dan sebagainya) dan gejala-gejala umum (rasa nyeri hebat, anoreksia, penurunan berat badan mendadak, rasa amat letih), diagnosa biasanya di pastikan antara lain foto X-ray, echografi, CT-san, MRI dan atau penyelidikan mikroskopik dari jaringan bersangkutan (biopt)
D.    Pencegahan kanker
Pada dasarnya adanya hubungan erat antara makanan dan kanker. Susunan diet sehari-hari dapat mempengaruhi resiko akan kanker khususnya daging, lemak jenuh, sayuran dan buah-buahan serta serat-serat nabati. Bahkan di tafsirkan bahwa 30-40% dari semua kanker berkaitan dengan makanan.
1.      Protein hewan dan lemak jenuh dalam diet memperlihatkan hubungan jelas dengan adanya berbagai jenis kanker, misalnya dari mamma, usus besar, prostat, ovarium dan cervix. Di negara-negara Barat seperti spanyol, yunani, yang makanan sehari-harinya mengandung lebih banyak lemak dan daging, terdapat dua kali lebih banyak jenis kanker tersebut di bandingkan dengan Jepang. Protein hewan (termasuk daging ayam dan ikan) mengandung asam arachidonat yang dalam tubuh merupakan bahan pangkal untuk prostaglandin-E. PgE2 ini di samping bersifat merandang, juga berdaya menekan sistem imun dan menstimulir pertumbuhan sel tumor. Oleh karena itu, sebaiknya jangan makan terlalu banyak daging hewan, juga organ (jeruan, otak, limpa, jantung, lambung) dengan pengecualian hati dan kelenjar kacangan (thymus). Sebaliknya, protein nabati (kedele, kacang-kacangan) tidak mengandung arachidonat sehingga dapat di makan. Tetapi karena protein nabati tidak mengandung semua asam amino esensial, sebaiknya di lengkapi pula dengan produk-produk susu dan protein telur.
2.      Minyak nabati (kembang matahari, jagung, kedele) di anjurkan untuk di konsumsi tiap hari karena mengandung asam lemak tak jenuh yang esensial bagi tubuh. Asam lemak tak jenuh ini tidak dapat di sintesa sendiri.
3.      Lemak jenuh (mentega, margarin, dll) sebaiknya di konsumsi sedikit mungkin, karena mengandung asam lemak-trans yang mudah di ubah menjadi kolesterol dan tidak dapat di gunakan untuk pembentukan prostaglandin “baik”.
4.      Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak zat alamiah dengan khasiat antioksidan yang memperkuat sistem imun dan menghamabat pertumbuhan tumor, misalnya vitamin C, E, karoten, Lycopen, dan zat-zat indol. Sangat di anjurkan mengonsumsi sayuran broccoli, kembang kol, wortel, bayem, dll.
5.      Serat-serat nabati juga berperan penting, karena kekurangan serat tumbuhan (dalam sayur-mayur, katul dan tepung) dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker.
E.     Penanganan kanker
            Ada berbagai cara penanganan kanker antara lain pembedahan, penyinaran, kemoterapi, hormon terapi, imunoterapi dan hipertermi. Seringkali cara ini cara-cara ini di kombinasikan yakni penanganan secara lokal dan sistemis pada saat di deteksi penyakit.Pembedahan dan radiasidapat mencapai penyembuhan lengkap (kuratif) bila di lakukakn sedini mungkin dan bila terjadi metastasis.Kemoterapi dengan sitostatika dapat menyembuhkan  hanya sejumlah kecil jenis kanker.
            Obat yang di gunakan terhadp kanker (sitotastika) di dasarkan atas penghentian mekanisme proliferasi sel, sehingga bersifat toksik bagi sel tumor maupun sel normal, terutama sel sumsum tulang, epitel saluran pencernaan dan folikel rambut (rambut rontok). Selektivitas dari sitotastika berdasarkan kenyataan bahwa sel kanker membelah jauh lebih intesif daripada sel jaringan normal. Sebagian obat hanya efektif  pada fase tertentu dari siklus pembelahan sel (phase specific drug), seperti zat anti metabolit, alkaloida vinca dan senyawa taxan). Sebagian lain efektif pada seluruh siklus pembelahan sel (cycle-specific drug), seperti penghambat DNA, senyawa alkilasi, antibiotik dan hormon steroid.
1)      Pembedahan untuk mengelurkan tumor secara radikal hanya dapat di lakukan pada tumor tunggal yang belum menyebar, misalnya pada kanker kulit atau mamma. Resikonya pada penyebaran sel-sel tumor ke jaringan dan pembuluh sekitarnya akibat pemotongan. Untuk meringankan hal ini adakalanya preoperatif di lakukan radiasi guna sekedar merusak sel-sel kanker dan memperlunak keganasannya. Pasca bedah seringkali di langsungkan radiasi kemoterapi guna membasmi sisa-sisa sel tumor yang mungkin masih tertinggal. Di Amerika Serikat pembedahan demikian merupakan proses standar.
2)      Radiasi dengan sinar radio-aktif (radioterapi) dan memusnahkan sel-sel tumor dan dapat bersifat kuratif (kanker kulit, oropharynx, cervix, vagina dan prostat) atau paliatif (mengurangi rasa sakit misalnya pada metastatis tulang, mengurangi sakit kepala akibat peningkatan tekanan intra-kranial pada metastatis CNS).
3)      Kemoterapi denga sitostatika sering kali dilakukan, juga bersama radoterapi, dengan berbagai tujuan yaitu:
1.      Kuratif untuk mencapai penyembuhan penyakit pada tumor-tumor yang sangat peka bagi sitostatika. Guna meningkatan efektifitasnya dan memperlambat terjadinya resistensi, lazimnya digunakan kombiterapi dari tiga onkolitika.
2.      Paliatif untuk mengurangi keluhan dan gejala yang bertalian dengan stadium lanjut dari kanker tanpa menghambat proses penyakit. Massa tumor dapat diperkecil untuk sementara. Cara ini antara lain digunakan pada pasien dengan kanker yang sudah menyebar ke organ-organ lain (metastasis), misalnya pada kanker buah dada dan paru (sel kecil), p, kahler dan leukemia kronis.
4)      Terapi hormone hormone dan antihormon tertentu digunakan pada kanker yang pertumbuhannya tergantung dari hormone, terutama zat-zat anti-estrogen (tamoksifen) pada kanker mamma dan endometrium, serta zat anti-androgen (flutamida, nilutamida) pada kanker prostat.
5)      Imunoterapi adalah pengobatan gangguan magline dengan zat-zat stimulator system-imun, antara lain interferon, interleukine-2 atau LAK-cells. Zat-zat ini dinamakan Biological Respons Modifiers (BRM) dan berdaya menstimulir limfosit sitoktosis (natural killer cells = NKc) dan meningkatan ekspresi antigen-antigen tertentu pada permukaan sel tumor.
6)      Hipertermi adalah penangan tumor dengan kalor sebagai terapi tambahan memperkuat efek radiasi. Kalor dari 43°-44°C bekerja mematikan langsungsel-sel tumor, terutama dalam lingkungan asam dan bila ada kekurangan oksigen, seperti halnya pada daerah tumor.
7)      Genetrapi inaktivasi dari gen-gen tertentu (misalnya gen supresor-tumor p53) berperan penting pada pertumbuhan liar dari tumor. Pada binatang percobaan, gen p53 tersebut sudah dapat dimasukkan kedalam sel-sel tumor dengan efek terhentinya pertumbuhan. Genterapi dewasa ini tengah dikembangkan dibanyak Pusat Riset Kanker.
8)      Terapi sel batang  masih berada dalam tingkat eksperimentil. Prinsip dari penanganan regenaratif ini terdiri atas menggantikan gen-gen cacat yang menyebabkan tumor dengan gen-gen sehat melalui cara-cara mutakhir
9)      Terapi komplementer disebut juga NTTT (non-toxic tumor theraphy). Penanganan ini dilakukan untuk memusnahkan sel ganas dan metastatsis mikroskopis yang belum dapat dideteksi dengan metode lazim. Terapi ini juga untuk meniadakan atau mengurangi efek samping dari terapi regular. Misalnya sebagai penanganan tambahan paad terapi dengan sitostatika atau sebagai follow-up dari pembedahan dan radioterapi untuk mengeliminasi sisa-sisa sel tumoryang mungkin lolos( mikro metastasis tersembunyi). Ternyata hal ini amat berguna setelah pembedahan kanker mamma dan colon.
F.     Penggolongan obat
Sebagian besar zat antikanker bekerja dengan menghambat priloferasi sel. Secara umum hal ini di capai dengan menghancurkan DNA atau mencegah perbaikan DNA. Pada dasarnya, ada empat cara sebagian besar obat antikanker menghambat proliferasi :
a.       Dengan ikatan silang DNA. Mencegah pemisahan untai DNA
b.      Dengan ikatan gugus alkil dengan basa DNA. Menghambat perbaikan DNA
c.       Menyerupai basa DNA, mengakibatkan 1) penggabungan obat ke dalam DNA atau RNA, tempat obat ini mencegah perbaikan atau memutuskan rantai atau 2) umpan balik negatif pada enzim yang mensintesis atau melakukan daur ulang purin
d.      Dengan interkalasi antara pasangan basa DNA, yang menganggap kodon triplikasi atau membuat radikal oksigen bebas yang menghancurkan DNA
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antitumor pada umumnya dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
1.      Zat alkilasi
Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah. Khasiat ini berdasarkan gugus alkilnya, yang sangat reaktif dan menyebabkan cross-lingking (saling mengikat) antara rantai-rantai DNA didalam inti sel. Dengan demikian pergandaan-DNA terganggu dan pembelahan sel dirintangi. Efek sitotoksis dan mutagen ini terutama ditunjukkan terhadap sel yang membelah dengan pesat, sepertii sel-sel kanker disistem limfe. Namun obat-obat ini juga merugikan sumsum tulang, mukosa dari saluran lambung-usus, sel-sel kelamin dan janin muda. Selain itu obat ini pada prinsipnya juga bersifat karsinogen dan dapat mengakibatkan leukemia akut.
Obat-obat dari golongan ini adalah :
1)   Nitrogen Mustard
Nitrogen mustard berikatan dengan residu guanin dari DNA sehingga terjadilah perubahan afinitas gugus pada DNA (dari sitosin ke timin), depurinasi akibat kerusakan DNA mungkin juga terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat berikatan secara kovalen dengan 2 gugus (residu guanin) asam nukleat pada untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking) sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA. Contohnya :
a.       Siklofosfamid
Merupakan pro drug dengan metabolit berupa 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi fosfaramid, akrolein, sitoksilamin, dan sitoksil alcohol. Mekanisme aksi agen sitotoksik mengadakan alkilasi terhadap rantai DNA yang menyebabkan cross link dan putusnya rantai.
b.      Klorambusil
Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi cross link DNA. Obat ini merupakan mustar nitrogen yang paling rendah toksisitasnya dan paling lambat aksinya.
c.       Melfalan
Merupakan  mustar nitrogen dari fenilananin, dikenal juga sebagai L-sarkolisina.. Mekanisme aksi: mengalkilasi pada sekuen 5’-GGC yang menyebabkan cross link DNA.
d.      Mustine
Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi cross link DNA.
e.       Kloretilamin
Dapat membentuk ion imonium yang bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat, dapat juga terbentuk ion karbonium yang bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat (DNA).
f.       Epoksid
Membentuk ion karbonium dengan bagian nukleofilik pada asam ribonukleat (A-) akan membentuk ikatan kovalen.
g.      Etilenimin
Etilenimin memiliki mekanisme aksi seperti mustard nitrogen. Contoh dari obat kelompok ini adalah trietilenatiofosforamida (tiotepa). dan trietilenamelamina (TEM/tretamine).
2)   Alkil Sulfonat
Mekanisme kerja dari ester asam sulfonat berlangsung disebabkan oleh hidrolisis yang mengalami terjadi pemisahan O-R dan gugus alkil (R’ ditransfer ke substrat. Yang termasuk kelompok ini adalah busulfan (myleran) dan dimetil myleran.
3)   Nitrosourea
Lipofilitas tinggi, dapat menembus Blood Brain Barrier, biasa digunakan untuk tumor otak. Mekanisme aksi membentuk ikatan silang (cross link) pada DNA.
Contohnya: Karmustin dan Lomustin
4)   Metilhidrazin
a.    Prokarbazin
v Merupakan turunan metilhidrazin yang bekerja sebagai antikanker non-spesifik pada siklus sel.
v Mekanisme aksi belum jelas diketahui, tetapi diduga mengalkilasi asam nukleat, namun obat ini dapat menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein, memperlama interfase, dan menyebabkan kromosom rusak. Metabolisme oksidatif dari obat ini oleh enzim mikrosomal menghasilkan azokarbazine dan H2O2 yang menyebabkan terputusnya rantai DNA.
b.   Dakarbazin
Diaktifkan dahulu oleh metabolisme oleh enzim mikrosomal hati menjadi diazomethane yang memiliki metal karbonium yang bersifat sitotoksik. Mekanisme aksinya dengan memetilasi sel kanker. Dakarbazin dapat membunuh sel pada semua fase.
5)   Platinum
a.       Sisplatin
Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada semua siklus pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat biosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink)
b.      Karboplatin
Merupakan analog platinum generasi kedua. Mekanisme aksi : menghambat bosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink)
c.       Oksaliplatin
Merupakan analog platinum generasi ketiga. Mekanisme aksi : mengikat DNA sehinga DNA berubah bentuk
2.      Golongan antimetabolit
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA dan RNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi daripada terhadap sel kanker. Antimetabolit untuk antikanker pada siklus sel dibagi menjadi tiga sub antimetabolit, yaitu :
1)   Analog Purin
a.    Merkaptopurin
Menghambat sejumlah enzim interkonversi purin. Merkaptopurin merupakan inhibitor kompetitif dari enzim yang menggunakan senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternative lain dari mekanisme kerjanya ialah dengan pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR) yang menghambat biosintesis purin, sehingga sintesis RNA, CoA, ATP, dan DNA dihambat. 6-metil merkaptopurin (6-MP, puritenol) merupakan substrat dari hipoxanthin guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5-monofosfat (6-tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat sintesis basa purin. Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi IMP menjadi adenine juga dihambat
b.   Tioguanin.
Menghambat interkonversi nukleotida purin, penurunan sintesis guanine intraselular, mengganggu pembentukan sintesis DNA dan RNA. 6-tioguanin merupakan substrat dari hipoxanthin guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5-monofosfat (6-tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat sintesis basa purin. Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi IMP menjadi adenine juga dihambat..
c.    Fludarabin fosfat
Mengganggu sintesis DNA dengan menghambat DNA polymerase dan ribonukleotida reduktase
d.   Kladibrin
Menyebabkan perbaikan DNA terganggu, sehingga DNA pecah
2)   Analog pirimidin
a.    Flourourasil
Merupakan pengganti urasil, dikonversi menjadi metabolit aktif, yaitu 5-flourodeoksiuridin-5-monofosfat (FdUMP) yang merupakan substrat palsu bagi enzim timidilat sintetase. Penghambatan timidilat sintetase tersebut juga mengakibatkan penghambatan sintesis basa timin yang dapat bergabung dengan DNA. Selain itu, flourourasil juga diubah menjadi floururidin monofosfat (FUMP) yang dapat langsung mengganggu sintesis RNA.
b.   Sitarabin
Sitarabin adalah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin (2-deoksisitidin). Mekanismenya adalah menghambat DNA polymerase sehingga sintesis DNA diblok.
Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan metabolit normal untuk dikorporasikan ke dalam DNA. Sehingga akan terjadi ketidakseimbangan sterik yang berakibat penghambatan peletakan basa pada rantai nukleotida. Obat ini bersifat cell cycle specific untuk fase S dan tidak berefek pada sel yang tidak berproliferasi.
c.    Gemsitabin
Gemsitabin merupakan analog nukleosida, biasanya berperan sebagai flourourasil dan analog lain dari pirimidin. Bekerja dengan mengganti salah satu blok yang membangun asam nukleat, yaitu sistidin selama proses replikasi DNA. Gemsitabin difosforilasi agar aktif oleh enxim deoksisitidin kinase lalu oleh nukleotida kinase diubah menjadi nukleotida difosfat dan trifosfat yag dapat menghambat sintesis DNA.
Gemsitabin difosfat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga menurunkan kadar doksiribosnukleotidatrifosfat yang penting dalam sintesis DNA. Gemsitabin trifosfat secara langsung dapat berkorporasi  ke dalam DNA dan menyebabkan terminasi pembentukan rantai DNA.
d.   Azacitidine
Azacitidine menhambat orotidilat sintetase sehinga produksi pirimidin dihambat.
3)   Analog asam folat*
Metotreksat ialah analog 4-amino,N10-metil asam folat.Metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase tergantung-NADH yaitu enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi tetrahidrofolat (FH4) yang merupakan metabolit aktif dari asam folat yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer satu atom karbon pada sintesis protein dan asam nukleat.
Selain itu, metotreksat dapat mencegah regenerasi asam tetrahidrofolat, koenzimnya dan metilentetrahidrofolat, yang penting untuk perubahan asam deoksiuridilat menjadi asam timidilat.
Karena sel-sel yang membelah dengan cepat membutuhkan banyak sekali asupan deoksi timidilat untuk sintesis DNA maka metotreksat dapat mencegah pembelahan sel. Analog folat membasmi sel ke dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Namun dengan efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein, metotreksat hanya menghambat sel fase S sehingga bersifat self-limiting terhadap efek farmakologinya.
3.      Anti-Biotika
Senyawa antibiotik mampu mengikat rantai DNA sehingga DNA tidak berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein.
1)      Antrasiklin (doxorubicin dan daunorubicin)
Mekanisme aksi :
a.    berinterkalasi kuat dengan DNA sehingga memblok sintesis DNA, RNA, dan protein
b.   Berikatan dengan membran sehingga mengubah fluiditas membrane dan transport ion
c.    Menghasilkan radikal bebas semiquinone dan radikal oksigen melalui proses reduksi oleh enzim sitokrom P-450. Radikal oksigen tersebut menyebabkan toksisitas yang menyebabkan kerusakan pada membran
2)   Daktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan kuat dengan DNA untai ganda dengan cara berinterkalasi antara pasangan basa guanine-sitosin yang berdekatan. Akibatnya terjadi hambatan sintesis RNA yang dependent DNA. Daktinomisin juga dapat menghambat sinresis mRNA.
3)      Aktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan dengan DNA membentuk kompleks yang sangat stabil, namun RNA Polimerase  tidak dapat beraktivitas pada kompleks DNA-aktinomisin tersebut, sehingga replikasi DNA tidak terjadi.Aktinomisin juga menyebabkan transkripsi terhambat. Pada konsentrasi rendah, rRNA secara selektif dapat dihambat karena adanya degenerasi nucleolus.
4)      Bleomisin
Mekanisme aksi: mengikat DNA dan menyebabkan satu atau kedua rantai pecah setelah pembentukan radikal bebas dan penghambatan sintesis DNA. Termasuk CCS karena bleomisin menyebabkan sel terhenti pada fase G2
5)      Plikamisin
Mekanisme aksi: mengikat DNA dalam bentuk kompleks antibiotic-Mg2+, interaksi ini menyebabkan sintesis RNA terhenti.
6)      Mitomisin
Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom P-450 akan menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan ikatan silang dengan DNA. Termasuk CCNS
4.      Hormon steroid dan antagoisnya
Golongan hormonal agents
Pemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan hormon-hormon dalam badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-jaringan yang peka terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah hormon akan berikatan dengan reseptor protein (estrogen, progesteron, kortikosteroid, androgen) pada sel kanker
1)      Inhibitor androgen dan estrogen
Mekanisme aksi bekerja sebagai agonis parsial inhibitor estrogen yang kompetitif dan terikat pada estrogen reseptor dari jaringan atau tumor yang sensitif pada estrogen. Contoh : Tamoxifen, Raloxifen, dan Faslodex.
Tamoxifen merupakan modulator reseptor estrogen selektif, akan berikatan dengan reseptor dan menyebabkan perubahan konformasi sehingga estrogen tidak dapat berkatan dengan reseptornya, dan respons terhadap estrogen menurun.
2)      Agonis Gondotropin Releasing Hormon
Mekanisme aksi obat ini adalah dengan menghambat Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH) yang selanjutnya berefek pada turunnya androgen testis. Contohnya adalah: Leuprolide asetat
3)      Inhibitor aromatase
Mekanisme aksi menghambat aromatase yang merupakan enzim yang berfungsi pada konversi androstenedion menjadi estrone. Aromatisasi dari prekursor androgenk menjadi estrogen dapat terjadi pada jaringan lemak. Karena estrogen mempercepat terjadinya pertumbuhan kanker payudara, sehingga dengan penghambatan pembentukan estrogen, sel kanker dapat tertahan di metafase (metastatik). Contohnya adalah Aminoglutethimide
5.      Lain-lain
1)   Golongan miscellaneous agents
a.         Hidroksiurea
Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA. Mekanismenya menghambat ribonuklease reduktase pada fase S, sehingga menyebabkan deplesi (berkurang) deoksiribonuklease trifosfat, dan menghambat sintesis DNA. Efek letalnya pada S phase.
b.      Mitotane
Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan menghilangkan sekresi steroid adrenal yang berlebihan.
2)   Asparaginase
Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik asparagin menjadi asam aspartat dan ammonia, juga menurunkan level glutamine dalam darah. Hal ini menyebabkan penghambatan sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan asparagin, sehingga proliferasi sel terhenti.
3)   Amsacrine
Menginterkalasi antara pasangan basa DNA, mengubah DNA double helix, dan memproduksi single dan double strands break pada DNA dan DNA cross-link. DNA strand break muncul dengan terikatnya kompleks DNA-topoisomerase dengan amsacrine pada saat enzim topoisomerase memutus DNA.
4)   Mitoxantrone
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis DNA dan RNA terhambat.
5)   Golongan Immunomodullating agents
Mengatur system imun untuk membantu dalam proses penghilangan sel tumor, yaitu dengan meningkatkan fungsi T-sel. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian antibodi monoklonal, sitokinase immunodilator (interferon), sel immunokompeten, dan vaksin.
6)   Golongan cellular growth factors
Efek menguntungkan antitumor tergantung pada sel-sel sumsum tulang yang lebih cepat pulih daripada sel-sel tumor setelah pemberian obat. Setelah pemulihan sumsum, dapat diberikan lebih banak obat dan karena sel tumor dengan proporsi tetap dihancurkan selama setiap pemberian obat, tumor pada suatu saat bisa dieradikasi. Mekanisme : menstimulasi stem cell di sumsum tulang untuk mempercepat kesembuhan dari obat-obat sitotoksik. Obat golongan ini merupakan tambahan untuk untuk obat-obat antikankernya.
7)   Filgrastim (faktor stimulasi koloni granulosit)
Digunakan untuk mempercepat recovery neurofil
8)   Sargramastim (faktor stimulasi makrofag-granulosit)
Digunakan untuk mengakselerasi repopulasi sumsum tulang setelah kemoterapi , radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.
9)   Lenograstim (faktor stimulasi koloni granulosit rekombinan)
Mengurangi durasi neutropenia yang diinduksi obat.
6.      Inhibitor Mikrotubula
Inhibitor Mikrotubulus Gelendong mitotik merupakan bagian tulang rangka intraseluler yang lebih besar (sitoskeleton) yang perlu untuk gerakan internal dalam sitoplasma sel-sel eukariotik. Gelendong ini terdiri dari kromatin dan suatu sistim mikrotubulus dari tubulin protein. Gelendong mitotik perlu untuk pembelahan DNA menjadi dua sel anak yang dibentuk ketika sel eukariotik membelah.
a.       Vinblastin dan Vinkristin
Vinkristin (vin KRIS teen) dan vinblastin (vi  BLAST teen) merupakan komponene yang secara struktur berasal dari tanaman periwirkle, Vinca rosea. Karena itu disebut sebagai alkaloid vinka. Zat baru yang strukturnya hamper sama .
Mekanisme kerja : vinkristin dan vinblastin keduanya bersifat siklus spesifik dan fase spesifik karena mmengjambat mitosis pada metaphase. Obat terikat pada protein mikrotubular, tubulin, yang tergnatung pada GTP dan menghambat kemampuan tubulin untuk berpolimerisasi membentuk mikrotubul. Menghancurkan benang spindle sehingga pembelahan sel terhenti pada metafase (benang spindel terbentuk dari mikrotubul pada metaphase). Perhentian pada metafase menyebabkan kematian sel. Selain itu juga dapat mengganggu inkorporasi uridin menjadi mRNA.
b.      Vinorelbin : Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.
c.       Alkaloid Podofilin
Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga terjadi kerusakan DNA (DNA terdegradasi), penghambatan transport nukleotida, dan penghambatan transport elektron di mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua senyawa ini memblok sel pada fase akhir S-G2
d.      Alkaloid Taksan
Bekerja dengan mekanisme yang sama sengan alkaloid vinka, merupakan spindle poison. Contohnya adalah paklitaksel dan dosetaksel.

            DAFTAR PUSTAKA
           
Harvey, Ricard. A. and Pamela. 1995. Farmakologi : Ulasan Bergambar Edisi 2. PT. Widya Medika : Jakarta.
Hoan, Tan Tjay dan Rahana, kirana. 2008. Obat-obat penting. Jakarta : PT. Gramedia.
Katzung, Bertram. 2002. Pharmacology. EGC : Jakarta
Niel, Michael J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Olson, James. 2003. Farmakologi. Jakarta : EGC.
Tanu, ian. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai penerbit FK. UI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar